Senin, 17 Oktober 2011

LINGKARAN MULTIDIMENSI AKUNTANSI PERILAKU

Dimensi Akuntansi
Akuntansi manajemen berhubungan dengan informasi yang membiarkan keefisienan manajemen dari bagian rantai nilai yang berbeda,yaitu :
1. Penelitian dan pengembangan
2. Perancangan produk,jasa atau proses
3. Produksi
4. Pemasaran
5. Distribusi
6. Jasa konsumen
Lingkup akuntansi manajemen tidak hanya mengenai akuntansi tetapi juga mengenai organisasi,perilaku,keputusan,strategi dan bagian-bagian lain.
Akuntansi manajemen meliputi cara informasi akuntansi diakumulasikan, synthesized, analisis dan dipresentasikan dalam hubungannya dengan masalah tertentu, keputusan,dan tugas sehari-hari manajemen bisnis.
Teknik-teknik yang diaplikasikan manajemen akuntansi untuk membandingkan persiapan laporan keuangan untuk kelompok-kelompok non manajemen :
• Identifikasi
• Pencapaian
• Akumulasi
• Analisis
• Persiapan dan interpretasi
• Komunikasi
• Rencana
• Evaluasi
• Pengendalian
• Assure accountability
Ada kebutuhan pada profesi akuntansi adalah untuk mengembangkan kertas kerja konseptual dalam manajemen akuntansi untuk membantu mengembangkan dan menggunakan teknik. Sesuai dengan akuntansi keuangan, kertas kerja akan mengikutsertakan elemen-elemen berikut :
1. Objek
2. Karakteristik kualitatif
3. Konsep akuntansi manajemen
4. Teknik dan prosedur akuntansi manajemen




Dimensi Akuntansi Perilaku
Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Motivasi dan perilaku dari pelaksana sistem informasi akuntansi menjadi aspek penting dari suatu sistem informasi akuntansi. Pihak pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu pemakai internal (internal user) dan pemakai eksternal (external user). Pemakaian oleh pihak internal dimaksudkan untuk melakukan serangkaian evaluasi kinerja. Pihak eksternal juga memiliki suatu rangkaian perilaku yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan organisasi. Pihak eksternal sama dengan pihak internal, tetapi mereka labih berfokus pada jumlah investasi yang mereka lakukan dalam organisasi tersebut.
Akuntansi keperilakuan menyediakan suatu kerangka yang disusun berdasarkan teknik berikut ini :
1. Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan kinerja perusahaan
2. Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan terhadap perencanaan strategis
3. Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan implementasi kebijakan perusahaan
Informasi akuntansi dirancang untuk suatu dasar bagi pengambilan banyak keputusan penting di dalam maupun diluar perusahaan. Sistem informasi dimanfaatkan untuk membantu dalam proses perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian yang kompleks, serta aktivitas yang saling berhubunga untuk memotivasi orang-orang pada semua tingkatan didalam perusahaan Awal perkembangan riset akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek akuntansi manajemen khususnya penganggaran (budgeting), namun yang dominan dalam hal ini terus berkembang dan bergeser searah akuntansi keuangan, sistem informasi akuntansi, dan audit. Banyak volume riset atas akuntansi keperilakuan dan meningkatnya sifat spesialisasi riset, serta tinjauan studi secara periodik, akan memberikan manfaat untuk beberapa tujuan berikut ini :
1. Memberikan gambaran state of the art terhadap minat khusus dalam bidang baru yang ingin diperkenankan
2. Membantu dalam mengindentifikasikan kesenjangan riset
3. Untuk meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset melalui sebidang akuntansi, seperti audit, akuntansi manajemen dan perpajakan


Dari Pendekatan Normatif ke Deskriptif
Pada awal perkembangannya, desain riset dalam bidang akuntansi manajemen masih sangat sederhana, yaitu hanya memfokuskan pada masalah-masalah perhitungan harga pokok produk. Seiring dengan perkembangan teknologi produksi, permasalahan riset diperluas dengan diangkatnya topic mengenai penyusunan anggaran, akuntansi pertanggungjawaban, dan masalah harga transfer. Meskipun demikian, berbagai riset tersebut masih bersifat normatif.
Dari Pendekatan Universal ke Pendekatan Kontijensi
Riset keperilakuan pada awalnya dirancang dengan pendekatan universal (universalistic approach). Tetapi, karena pendekatan ini memiliki banyak kelemahan, maka segera muncul pendekatan lain yang selanjutnya mendapat perhatian besar dalam bidang riset, yaitu pendekatan kontinjensi (contingency approach).
Berbagai riset yang menggunakan pendekatan kontinjensi dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi berbagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi perancangan dan penggunaan sistem pengendalian manajemen. Secara ringkas, berbagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi desain system pengendalian manajemen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ketidakpastian (uncertainty) seperti tugas, rutinitas, repetisi, dan faktor-faktor eksternal lainnya.
2. Teknologi dan saling ketergantungan (technology and interdependence) seperti proses produksi, produk masal, dan lainnya.
3. Industri, perusahaan, dan unit variabel seperti kendala masuk ke dalam industri, rasio konsentrasi, dan ukuran perusahaan.
4. Strategi kompetitif (competitive strategy) seperti penggunaan biaya rendah atau keunikan.
Faktor-faktor yang dapat diamati (observability factor) seperti desentralisasi, sentralisasi, budaya organisasi dan lain

Persyaratan Pelaporan yang Mempengaruhi Perilaku Akuntansi
Perkembangan organisasi bisnis saat ini penuh dengan persyaratkan untuk melaporkan informasi kepada pihak lain tentang siapa atau apa, bagaimana menjalankan organisasi, dan untuk siapa harus bertanggungjawab. Hal ini pada umumnya disebut sebagai ”persyaratan” pelaporan, meskipun beberapa diantaranya mungkin tidak dapat dipaksakan. Intisari dari proses akuntansi adalah komunikasi atas informasi yang memiliki implikasi keuangan atau manajemen. Karena pengumpulan atau pelaporan informasi mengkonsumsi sumber daya, biasanya hal tersebut tidak dilakukan secara suka rela kecuali pembuat informasi yakin bahwa hal ini akan mempengaruhi penerima untuk berperilaku sebagaimana yang diinginkan oleh pelapor/pembuat. Persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku dalam beberapa cara, diantaranya adalah:
Antisipasi penggunaan informasi. Persyaratan pelaporan kemungkinan besar akan mempengaruhi perilaku pembuat ketika informasi yang dilaporkan merupakan deskripsi mengenai perilaku pembuat itu sendiri, atau untuk mana pembuat tersebut akan bertanggung jawab. Semakin informasi yang dilaporkan mencerminkan sesuatu yang dapat dikendalikan oleh pembuat, maka akan semakin besar kemungkinan bahwa perilku pembuat akan dimodifikasi. Pembuat dapat merasa cukup pasti bahwa perubahan dalam perilaku akan mengarah pada perubahan yang diinginkan dalam informasi yang dilaporkan.
Prediksi pengirim mengenai penggunaan informasi. Kadang kala penerima menyatakan secara jelas bagaimana mereka menginginkan pembuat laporan berperilaku, meskipun sulit untuk dicapai secara simultan seperti: laba jangka pendek yang tinggi, pertumbuhan jangka panjang, atau citra publik yang baik. Apabila pembuat laporan bertanggung jawab kepada penerima maka ia akan berperilaku dalam cara-cara yang menyenangkan mengenai apa yang harus dilaporkan, mengenai tindakan dan hasil yang manakah yang penting bagi penerima. Namun ketika orang tidak merasa pasti mengenai bagaimana informasi tersebut akan digunakan, maka pembuat laporan memiliki pekerjaan sulit untuk memprediksi kapan dan bagaimana informasi tersebut akan digunakan. Kemungkinan besar akan mendasarkan pada prediksi sesuai dalam situasi yang serupa dalam pengalamannya atau bagaimana mereka akan menggunakannya jika berada pada penerima informasi tersebut.
Insentif/sanksi. Kekuatan dan sifat dari penerima terhadap pembut laporan adalah penentu yang penting dalam mengubah perilakunya. Semakin besar potensi yang ada untuk memberikan penghargaan atau sanksi semakin hati-hati pembuat laporan akan bertindak dan memastikan bahwa informasi yang dilaporkan dapat diterima. Misalnya saja, mahasiswa kemungkinan besar akan mengerjakan tugasnya ketika tugas tersebut dikumpulkan dan diberi nilai dibandingka jika tidak, meskipun manfaat pembelajaran dalam kedua kasus tersebut adalah sama.
Penentuan waktu. Waktu adalah faktor penting dalam menentukan apakah persyaratan pelaporan akan menyebabkan perubahan dalam perilaku pembuat laporan atau tidak. Supaya persyaratan pelaporan dapat menyebabkan perubahan perilakunya, ia harus mengetahui persyaratan tersebut sebelum ia bertindak. Sehingga jika persyaratan plaporan yang sebelumya dikenakan setelah perilaku yang dilaporkan, maka akan dapat diketahui pada pembuatan laporan berikutnya.
Pengarahan perhatian. Suatu persyaratan pelaporan dapat menyebabkan pembuat mengubah perilakunya. Hal itu kemungkinan informasi memiliki suatu cara untuk mengarahkan perhatian pada bidang-bidang yang berkaitan dengannya, yang dapat mengarah pada perubahan perilaku.


Chapter 2
Behavioral Concepts from Psychology and Social Psychology
Assumptions about Human Behavior

Sikap merupakan kecenderungan yang berasal dari proses belajar untuk bereaksi secara konsisten baik dengan cara yang disukai maupun tidak disukai. Ketika seseorang mempelajari sikap yang dilihatnya dari berbagai sumber, maka hal itu akan menjadi bagian dari kepribadiannya. Jika hal itu berlangsung dalam waktu yang lama dan konsisten, maka akan membentuk perilaku. Dari definisi tersebut, maka sikap lebih menggambarkan kesiapan untuk bertindak dan berperilaku. Jadi, sikap menggerakkan dan mengarahkan perilaku.
Sikap mempunyai komponen-komponen, yaitu komponen kognitif, komponen emosional atau afektif, dan komponen perilaku. Komponen kognitif terbentuk oleh gagasan, persepsi dan kepercayaan yang dimiliki mengenai objek sikap kemudian akan timbul perasaan terhadap hal tersebut, apakah suka atau tidak (komponen emosional). Hal ini memunculkan bagaimana reaksi seseorang selanjutnya terhadap objek sikap (komponen perilaku).

Kepercayaan, Opini, Nilai dan Kebiasaan
Kepercayaan merupakan komponen kognitif dari sikap yang bisa didasarkan pada prasangka, intuisi dan bukti ilmiah. Opini memberikan perhatian utama tentang bagaimana seseorang menilai suatu objek. Jika penilaian sesuai dengan kenyataan maka akan menjadi proses akhir intelektual. Akan dibutuhkan dasar kepercayaan atau bukti yang lebih kuat jika tidak sesuai dengan kenyataan. Nilai digunakan untuk menilai yang baik dan yang buruk, jadi nilai merupakan hal yang paling penting dalam pembentukan sikap. Pola-pola perilaku yang dilakukan secara otomatis dan berulang-ulang disebut kebiasaan.
Sikap mempunyai fungsi-fungsi, antara lain fungsi pemahaman, pemenuhan kebutuhan, pertahanan diri, dan ekspresi nilai. Pemahaman membantu seseorang untuk memberikan arti dan makna bagi kejadian-kejadian baru. Fungsi pemenuhan kebutuhan karena orang cenderung bersikap positif terhadap hal-hal yang dapat memenuhi kebutuhan merekan dan bersikap negatif jika hal itu dapat menghambat pemenuhan kebutuhan mereka. Seseorang juga akan selalu berusaha terlihat bersikap benar di depan semua orang sehingga dalam hal ini sikap mempunyai fungsi pertahanan diri. Seseorang juga dapat menunjukkan sikap-sikap yang dapat mempertegas tentang seperti apa mereka sebenarnya. Hal inilah yang menunjukkan salah satu fungsi utama sikap yaitu ekspresi nilai.

Pembentukan dan Perubahan Sikap
Faktor psikologis, personal dan sosial berpengaruh dalam proses terbentuknya sikap. Cara yang paling penting dalam pembentukan sikap yaitu berdasarkan pengalaman langsung, meskipun faktor psikologis dan genetis mungkin juga berpengaruh untuk membentuk kecenderungan terhadap terbentuknya beberapa sikap. Orang tua, teman sebaya, maupun media massa merupakan kekuatan-kekuatan sosial yang membentuk sikap. Dalam lingkungan perusahaan, manajer berkepentingan terhadap perubahan sikap para karyawannya sehingga seorang manajer sepatutnya bersikap sebaik mungkin.
Beberapa teori-teori Perubahan sikap adalah sebagai berikut :
• Teori Respon-Stimulus dan Penguatan
Teori ini menyatakan bahwa perhatian yang lebih akan diberikan pada komponen stimulus daripada respon. Respon akan diulang-ulang jika di rasa menguntungkan.
• Teori Keputusan sosial
Teori ini lebih mengutamakan cara pandang seseorang terhadap sesuatu daripada kepercayaan seseorang terhadap objek itu sendiri. Teori ini menyatakan bahwa kita bisa membuat perubahan pada sikap seseorang jika kita tahu mengenai struktur sikap orang tersebut sebelumnya. Namun perubahan besar pada sikap akan lebih sering mengalami kegagalan karena banyaknya perubahan yang tidak sesuai untuk subjeknya.
• Teori Konsistensi dan Ketidaksesuaian
Teori ini menyatakan bahwa sikap dan perilaku seseorang harus selalu seimbang. Ketika terjadi ketidakseimbangan maka akan terjadi ketidakkonsistenan. Hal ini jelas kontradiksi dengan apa yang dikatakan dalam teori ini. Jika hal ini terjadi maka seseorang akan mengubah salah satu diantara sikap atau perilaku.
• Teori Persepsi Diri
Teori ini menyatakan bahwa sikap tidak menentukan perilaku, tetapi sikap terbentuk setelah perilaku terjadi, sehingga sikap akan konsisten dengan perilaku. Jadi, sikap akan berubah hanya setelah perilaku berubah. Akuntansi keprilakuan pertama kali harus mengubah perilaku kemudian perubahan sikap akan mengikuti.
Motivasi
Dalam hal ini motif merupakan proses tunggal yang memicu proses motivasi. Motivasi merupakan proses untuk memulai tindakan yang berguna dimana kuncinya adalah memprakarsai, mengendalikan, meneruskan dan mengarahkan perilaku.
Seorang manajer juga harus memiliki kemampuan dalam memotivasi karyawan-karyawannya agar memiliki kinerja yang lebih baik dan sesuai dengan tujuan organisasi.
• Teori kebutuhan
Teori ini diperkenalkan oleh Maslow yang dikenal dengan Hirarki Kebutuhan Maslow. Menurut teori ini, seseorang memenuhi kebutuhan diurutan yang lebih rendah, maka kebutuhan di urutan selanjutnya menjadi penting untuk mengarahkan perilaku dan sebagai motivator. Urutan hirarkinya adalah kebutuhan fisiologis dasar (makanan, udara, seksual), kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial dan persahabatan/cinta, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan akan pengaktualisasian diri.


• The ERG Concept
Teori ini memaparkan tiga kategori kebutuhan, antara lain existence (keinginan fisik dan materi), Relatedness (persabahatan dan cinta), dan Growth (pengembangan diri). Teori ini tidak terdapat suatu urutan kebutuhan karena meskipun satu kebutuhan telah terpenuhi tetapi masih bisa menjadi motivator dominan.
• Teori Kebutuhan atas Pencapaian McClelland
Teori ini menyatakan bahwa semua motif patut untuk dipelajari terlebih dahulu. Motif penting dibangun sejak masa kanak-kanak agar dapat meningkatkan harapannya dan mengembangkan kebiasaan bekerja dalam rangka pencapaian harapan tersebut.
• Teori Dua Faktor Hezber
Teori terfokus pada dua hal yang akan diperoleh dari kerja yaitu job satisfaction (motivators) dan job dissatisfaction (hygiene factors). Motivators berhubungan dengan kepuasan kerja seperti penghargaan. Sedangkan hygiene factors berhubungan dengan suasana kerja di lingkungan kerja.
Teori ini menyatakan bahwa karyawan termotivasi dengan hal-hal seperti penghargaan dan promosi dalam perusahaan. Dalam hal ini job satisfaction tidak berkaitan dengan motivators.
• Teori Pengharapan
Teori ini menyatakan bahwa motivasi merupakan hasil dari pengharapan, instrumentality dan valensi. Valensi adalah kekuatan dari keinginan seseorang untuk memperoleh penghasilan yang nyata. Instrumentality berhubungan dengan efak yang dihasilkan oleh suatu penghasilan pada penghasilan di masa yang akan datang.

Persepsi
Persepsi merupakan cara pandang seseorang dalam menilai suatu kejadian, objek, dan orang. Persepsi adalah proses pemilihan, pengadaan dan penginterpretasian stimulus sehingga menjadi gambaran yang berarti dan logis mengenai dunia. Persepsi dibutuhkan oleh akuntan untuk dapat membentuk gagasan dan sikap yang mempengaruhi perilaku.
Setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda karena persepsi dipengaruhi oleh physical stimuli dan individual predispositions. Physical stimuli adalah masukan sensior mentah seperti penglihatan, suara, dan sentuhan. Individual predispositions (kecenderungan individual) meliputi motif, kebutuhan, sikap, past-learning dan harapan. Setiap orang memiliki physical stimuli dan individual predispositions yang berbeda-beda sehingga dalam satu perusahaan yang mengeluarkan suatu kebijakan baru akan dirasakan berbeda bagi setiap pekerja.
Rasa kekeluargaan, perasaan, kepentingan dan emosi merupakan faktor lain yang berhubungan dengan kecenderungan individu. Orang akan lebih mudah menerima orang lain atau hal lainnya jika dia mengenalinya dengan baik. Seseorang juga akan berkinerja lebih baik jika perasaannya juga sedang baik, sebaliknya jika perasaannya tidak baik maka seseorang merasa kesulitan untuk berbuat sesuatu apa pun. Dalam perusahaan pun motivasi dan kepentingan tiap orang yang ada di dalamnya berbeda-beda. Pada akhirnya, keadaan emosional dapat mempengaruhi persepsi.

Seleksi, Organisasi, Suatu Interpretasi dari Stimulus
Seseorang hanya dapat merasakan sebagian kecil dari seluruh stimulus ketika dia berada pada hal-hal yang merasa cocok dengannya. Jadi, secara sengaja atau tidak kita memilih apa yang kita rasakan. Biasanya seseorang memilih untuk mempersepsikan hal-hal yang dia rasakan menarik dan penting. Orang biasanya mencari stimulus yang simpatik dan menyenangkan dan menjauhi stimulus yang menyiksa dan mengancam.
Persepsi berubah oleh stereotip yang diterima, informasi yang andal dari sumber yang terpercaya, tergantung pada kesan pertama, dan menuju pada kesimpulan. Pertahanan perseptual timbul karena orang-orang tidak ingin persepsinya terbukti salah. Jadi orang-orang mungkin mengabaikan atau menghapus informasi yang menyebabkan timbulnya pertanyaan pada persepsi yang ada.

Kepribadian
Kepribadian merupakan inti dari perbedaan individu. Aplikasi utama dari teori kepribadian dalam perusahaan adalah untuk memprediksi perilaku. Kepribadian cenderung konsisten dan berlangsung terus-menerus. Namun kepribadian dapat berubah jika kejadian penting dialami yang dapat mengubah kepribadian. Akuntan keprilakuan dapat melakukan kesepakatan secara efektif dengan seseorang jika mereka memahami bagaimana kepribadian dikembangkan dan bagaimana hal itu dapat berubah.


2 komentar:

  1. artikelnya bagus banget tapi kurang sip,tepletnya,...

    BalasHapus
  2. hee.. makasih :)
    Iyaa.. baru belajar ngeposting juga :)

    BalasHapus