Gejala flu tulang –
Flu tulang merupakan penyakit yang menyerang tulang disebabkan oleh virus Parvovirus B19. Flu tulang pada behasa medis atau secara kedokteran disebut arthritis atau radang sendi/ rematik. Pada umumnya masyarakat sering menyebutnya dengan dengkulan, chikungunya dan lain sebagainya. Penamaan ini dikarenakan gejala yang ditimbulkan sama, yakni rasa nyeri yang hebat pada persendian.
Meski penyakit ini sering dianggap sepele dan tidak menimbulkan kematian akan tetapi penyakit ini dapat menimbulkan kelumpuhan kepada si penderita. Mungkin agak benar apa yang mereka pahami tetapi influenza berisiko besar memicu timbulnya penyakit lain yang lebih parah. Pasti kita tidak akan mau mengambil resiko bila mengetahui hal demikian.
Gejala
Terkadang flu tulang ditandai dengan munculnya bercak-bercak merah pada mulut/kulit. Untuk membedakannya dengan penyakit demam berdarah diperlukan pemeriksaan lebih lanjut karena gejalanya mirip dengan flu tulang. Pada umumnya gejala yang kerap dijadikan indikator, yaitu rasa ngilu di persendian yang berjalan selama dua sampai empat minggu sehabis flu biasa. Si Penderita akan merasa sangat kedinginan pada malam hari dan di pagi harinya tubuh terasa kaku. Umumnya kondisi kesehatan tubuh si penderita akan kembali membaik setelah kurang lebih tiga minggu.
Sebaiknya bagi si penderita diharuskan mengkonsumsi makanan bergizi tinggi dan sebisanya hindari dahulu rokok, kopi dan makanan berlemak tinggi supaya tidak menjadi lebih parah. Harus dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi sembarang jenis obat flu yang berada di pasaran, disebabkan sangat berbahaya. Sebelum mengkonsumsi obat flu sebaiknya konsultasikan lebih dahulu dengan dokter atau tenaga medis ahli lainnya agar dapat terhindar dari resiko yang lebih fatal.
Selasa, 28 Februari 2012
Kamis, 16 Februari 2012
ANALISIS HUBUNGAN BIAYA VOLUME LABA (BVL) KEDUA
Analisis biaya volume laba (cost volume profit) adalah satu dari beberapa alat yang sangta berguna bagi manajer dalam memberikan perintah. Alat ini membantu mereka memahami hubungan timbal balik antara biaya, volume dan laba dalam organisasidengan memfokuskan pada interaksi antar lima elemen :
1. Harga produk
2. Volume atau tingkat aktivitas
3. Biaya variabel perunit
4. Total biaya tetap
5. Bauran produk yang dijual
Karena analisis biaya volume biaya membantu manajer mengerti hubungan timbal balik antara volume tingkat biaya volume biaya, alat ini sangt penting dalam berbagi keputusan bisnis. Contohnya produk apa yang harus dijual, kebijakan harga apa yang harus dijalankan, strategi pemasaran apa yang harus digunakan dan struktur biaya apa yang digunakan.
Margin Keamanan (safety of Margin) adalah kelebihan dari penjualan yang dianggarkan (aktual) diatas titik impas volume penjualan. Margin keamanan menjelaskan jumlah dimana penjualan dapat menurun sebelum kerugian mulai terjadi. Semakin tinggi margin keamanan, semakin rendah resiko untuk tidak balik modal. Formula perhitungannya adalah sebagai berikut :
Margin Keamanan : Total Penjualan yang dianggarkan (aktual) – Penjualan Titik Impas
Atau dengan bentuk persentase :
Persentase Margin Keamana : Margin Keamanan dalam Dolar
Total penjualan yang dianggarkan (aktual)
Perhitungan margin keamanan untuk Acoustic Concepts :
Penjualan xxx
Penjualan titik impas xxx
Margin keamanan xxx
Margin keamanan sebagai persentase penjualan %
Struktur biaya dan stabiitas harga
Struktur biaya mengacu pada proporsi relatif biya tetap dan biaya variabel dalam suatau organisasi. Struktur biaya yang baik tergantung dari banyak faktor termasuk faktor termasuk tren penjualan jangka panjang, fluktuasi, penjualan dari tahun ketahun,dan sikap pemilik perusahaan terhadap resiko.
Operating Leverage
Operating Leverage adalah suatu ukuran tentang seberapa sensitif laba bersih terhadap perubahan dalam penjualan. Operating leverage bertindak sebagai pengganda, jika operating leverage tinggi, peningkatan persentase yang kecil dalam penjualan dapat menghasilkan peningkatan laba bersih yang jauh lebih besar.
Tingkat operating leverage dapat diilustrasikan sebagaitingkat penjualan dihitung dengan rumus :
Tingkat operating leverage : margin kontribusi
Laba bersih
Analisis target laba
Persamaan biaya volume biaya satu pendekatan adalah menggunakan metode persamaan :
Penjualan = beben variabel + beban tetap + laba
Pendekatan margin kontribusi pendekatan kedua memperluas rumus margin dengan memperluas target laba :
Unit penjualan untuk mencapai target= beban tetap + target laba
Margin kontribusi per unit
Asumsi analisis hubungan biaya-volume-laba
1. Harga jual konstan dalam cakupan yang relevan, harga produk dan jasa tidak berubah meskipun volumenya berubah.
2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara akurat kedalam elemen tetap dan biaya variabel.
3. Dalam perusahaan dengan multi produk, bauran penjualannya tetap.
4. Dalam perusahaan manufaktur, persediaan tidak mengalami perubahan.
1. Harga produk
2. Volume atau tingkat aktivitas
3. Biaya variabel perunit
4. Total biaya tetap
5. Bauran produk yang dijual
Karena analisis biaya volume biaya membantu manajer mengerti hubungan timbal balik antara volume tingkat biaya volume biaya, alat ini sangt penting dalam berbagi keputusan bisnis. Contohnya produk apa yang harus dijual, kebijakan harga apa yang harus dijalankan, strategi pemasaran apa yang harus digunakan dan struktur biaya apa yang digunakan.
Margin Keamanan (safety of Margin) adalah kelebihan dari penjualan yang dianggarkan (aktual) diatas titik impas volume penjualan. Margin keamanan menjelaskan jumlah dimana penjualan dapat menurun sebelum kerugian mulai terjadi. Semakin tinggi margin keamanan, semakin rendah resiko untuk tidak balik modal. Formula perhitungannya adalah sebagai berikut :
Margin Keamanan : Total Penjualan yang dianggarkan (aktual) – Penjualan Titik Impas
Atau dengan bentuk persentase :
Persentase Margin Keamana : Margin Keamanan dalam Dolar
Total penjualan yang dianggarkan (aktual)
Perhitungan margin keamanan untuk Acoustic Concepts :
Penjualan xxx
Penjualan titik impas xxx
Margin keamanan xxx
Margin keamanan sebagai persentase penjualan %
Struktur biaya dan stabiitas harga
Struktur biaya mengacu pada proporsi relatif biya tetap dan biaya variabel dalam suatau organisasi. Struktur biaya yang baik tergantung dari banyak faktor termasuk faktor termasuk tren penjualan jangka panjang, fluktuasi, penjualan dari tahun ketahun,dan sikap pemilik perusahaan terhadap resiko.
Operating Leverage
Operating Leverage adalah suatu ukuran tentang seberapa sensitif laba bersih terhadap perubahan dalam penjualan. Operating leverage bertindak sebagai pengganda, jika operating leverage tinggi, peningkatan persentase yang kecil dalam penjualan dapat menghasilkan peningkatan laba bersih yang jauh lebih besar.
Tingkat operating leverage dapat diilustrasikan sebagaitingkat penjualan dihitung dengan rumus :
Tingkat operating leverage : margin kontribusi
Laba bersih
Analisis target laba
Persamaan biaya volume biaya satu pendekatan adalah menggunakan metode persamaan :
Penjualan = beben variabel + beban tetap + laba
Pendekatan margin kontribusi pendekatan kedua memperluas rumus margin dengan memperluas target laba :
Unit penjualan untuk mencapai target= beban tetap + target laba
Margin kontribusi per unit
Asumsi analisis hubungan biaya-volume-laba
1. Harga jual konstan dalam cakupan yang relevan, harga produk dan jasa tidak berubah meskipun volumenya berubah.
2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara akurat kedalam elemen tetap dan biaya variabel.
3. Dalam perusahaan dengan multi produk, bauran penjualannya tetap.
4. Dalam perusahaan manufaktur, persediaan tidak mengalami perubahan.
Rabu, 15 Februari 2012
PERILAKU BIAYA
Perilaku biaya didefinisikan : bagaimana biaya akan bereaksi atau berubah dengan adanya perubahan tingkat aktivitas bisnis. Kunci untuk memprediksi biaya secara efektif tergantung pada pemahaman pola perilaku biaya.
Tipe-tipe Pola Perilaku Biaya
Ada tiga pola perilaku biaya yaitu variabel, tetap dan mixed (semivariabel). Proporsi relatif masing-masing tipe biaya tersebut disebut sebagai struktur biaya (cost structure). Struktur biaya perusahaan akan sangat mempengaruhi dalam pembuatan keputusan.
Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah secara proporsional terhadap perubahan tingkat aktivitas. Suatu biaya bersifat variabel dikarenakan “sesuatu hal”. Suatu hal tersebut adalah basis aktivitasnya. Basis Aktivitas adalah ukuran segala sesuatu disebut juga cost driver. Beberapa basis aktivitas yang umum adalah jam tenaga kerja langsung, jam mesin, unit yang diproduksi, dan unit yang dijual.
• Biaya Variabel Sejati Vs Biaya Variabel Bertahap
Biaya variabel sejati, bahan langsung sungguh berperilaku sebagai biaya variabel karena jumlah yang digunakan selama satu periode akan memiliki proporsi langsung dengan tingkat aktivitas produksi. Sedangkan biaya yang terjadi karena borongan dan turun atau naik hanya karena perubahan yang besar dalam tingkat aktivitas disebut biaya variabel tertutup.
Biaya tetap
Yaitu biaya yang berapapun jumlah aktivitasnya maka biayanya tidak berubah namun karena total biaya tetap bersifat konstan, jumlah biaya tetap per unit akan semakin kecil bila tingkat aktivitasnya naik.
• Tipe Biaya tetap
Biaya tetap biasanya disebut biaya kapasitas karena biaya tersebut terjadi karena adanya gedung, peralatan, karyawan profesional yang terlatih, dan item lainnya yang dibutuhkan untuk menyediakan kapasitas pokok untuk mempertahankan aktivitasnya. Untuk tujuan perencanaan, biaya tetap dipilah menjadi biaya yang ditetapkan dan biaya kebijakan.
Biaya tetap yang telah ditentukan berkaitan dengan investasi fasilitas, peralatan dan struktur organisasi pokok dalam suatu perusahaan. Contoh biaya ini meliputi penyusutan gedung, dan peralatan, pajak bangunan, asuransi, dan gaji manajemen puncak dan karyawan profesional.
Biaya tetap kebijakan. Biaya ini disebabkan oleh keputusan tahunan yang dibuat oleh manajemen untuk membelanjakan biaya tetap tertentu. Contoh biaya tetap kebijakan termasuk iklan, riset, hubungan masyarakat, program pengembangan manajemen, dan magang untuk para mahasiswa.
Mixed Cost
Mixed cost adalah biaya yang terdiri dari elemen biaya variabel maupun biaya tetap atau juga disebut biaya semivariabel. Ada tiga metode untuk menganalisis biaya semivariabel yang mendasarkan pada catatan biaya dan aktivitas yang terjadi. Ketiga metode tersebut adalah sebagai berikut :
a. High-low method
Dimulai dengan mengidentifikasi periode dengan tingkat aktivitas yang paling rendah dan periode dengan tingkat aktivitas yang paling tinggi. Perbedaan biaya pada kedua periode tersebut dibagi dengan perubahan aktivitas antara kedua periode ekstrem tersebut untuk memperkirakan biaya variabel per unit aktivitas.
b. Scattergraph approach
Metode ini memperhitungkan semua data biaya. Grafik ini memperhitungkan semua titik. Garis yang ditarik dari titik-titik tersebut adalah garis regresi. Garis regresi adalah garis rata-rata.
c. Least squares regression
Program ini menyediakan sejumlah manfaat statistik lainnya untuk mengestimasi titik potong (biaya tetap) dan slope (biaya variabel per unit).
High low method adalah metode yang paling sederhana dan dapat digunakan untuk memperkirakan biaya tetap dan biaya variabel secara cepat tetapi memiliki kelemahan karena hanya mendasarkan pada dua titik saja. Pada umumnya, metode least squares regression digunakan untuk menentukan rumus biaya meskipun metode scattergraph juga dapat memberikan hasil yang bagus. Metode least squares regression bersifat objektif dan berbagai macam statistika dapat secara otomatis diperoleh dengan menggunakan paket program statistika meskipun menggunakan metode least squares regression, data tetap harus diplot untuk mengkonfirmasikan bahwa hubungan tersebut sungguh linear.
Manajer menggunakan susunan biaya berdasarkan perilakunya untuk dasar pembuatan keputusan. Untuk menjawab kebutuhan ini, laporan laba rugi disusun berdasarkan format kontribusi. Format kontribusi mengklasifikasikan biaya dalam laporan laba rugi berdasarkan perilakunya.
Tipe-tipe Pola Perilaku Biaya
Ada tiga pola perilaku biaya yaitu variabel, tetap dan mixed (semivariabel). Proporsi relatif masing-masing tipe biaya tersebut disebut sebagai struktur biaya (cost structure). Struktur biaya perusahaan akan sangat mempengaruhi dalam pembuatan keputusan.
Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah secara proporsional terhadap perubahan tingkat aktivitas. Suatu biaya bersifat variabel dikarenakan “sesuatu hal”. Suatu hal tersebut adalah basis aktivitasnya. Basis Aktivitas adalah ukuran segala sesuatu disebut juga cost driver. Beberapa basis aktivitas yang umum adalah jam tenaga kerja langsung, jam mesin, unit yang diproduksi, dan unit yang dijual.
• Biaya Variabel Sejati Vs Biaya Variabel Bertahap
Biaya variabel sejati, bahan langsung sungguh berperilaku sebagai biaya variabel karena jumlah yang digunakan selama satu periode akan memiliki proporsi langsung dengan tingkat aktivitas produksi. Sedangkan biaya yang terjadi karena borongan dan turun atau naik hanya karena perubahan yang besar dalam tingkat aktivitas disebut biaya variabel tertutup.
Biaya tetap
Yaitu biaya yang berapapun jumlah aktivitasnya maka biayanya tidak berubah namun karena total biaya tetap bersifat konstan, jumlah biaya tetap per unit akan semakin kecil bila tingkat aktivitasnya naik.
• Tipe Biaya tetap
Biaya tetap biasanya disebut biaya kapasitas karena biaya tersebut terjadi karena adanya gedung, peralatan, karyawan profesional yang terlatih, dan item lainnya yang dibutuhkan untuk menyediakan kapasitas pokok untuk mempertahankan aktivitasnya. Untuk tujuan perencanaan, biaya tetap dipilah menjadi biaya yang ditetapkan dan biaya kebijakan.
Biaya tetap yang telah ditentukan berkaitan dengan investasi fasilitas, peralatan dan struktur organisasi pokok dalam suatu perusahaan. Contoh biaya ini meliputi penyusutan gedung, dan peralatan, pajak bangunan, asuransi, dan gaji manajemen puncak dan karyawan profesional.
Biaya tetap kebijakan. Biaya ini disebabkan oleh keputusan tahunan yang dibuat oleh manajemen untuk membelanjakan biaya tetap tertentu. Contoh biaya tetap kebijakan termasuk iklan, riset, hubungan masyarakat, program pengembangan manajemen, dan magang untuk para mahasiswa.
Mixed Cost
Mixed cost adalah biaya yang terdiri dari elemen biaya variabel maupun biaya tetap atau juga disebut biaya semivariabel. Ada tiga metode untuk menganalisis biaya semivariabel yang mendasarkan pada catatan biaya dan aktivitas yang terjadi. Ketiga metode tersebut adalah sebagai berikut :
a. High-low method
Dimulai dengan mengidentifikasi periode dengan tingkat aktivitas yang paling rendah dan periode dengan tingkat aktivitas yang paling tinggi. Perbedaan biaya pada kedua periode tersebut dibagi dengan perubahan aktivitas antara kedua periode ekstrem tersebut untuk memperkirakan biaya variabel per unit aktivitas.
b. Scattergraph approach
Metode ini memperhitungkan semua data biaya. Grafik ini memperhitungkan semua titik. Garis yang ditarik dari titik-titik tersebut adalah garis regresi. Garis regresi adalah garis rata-rata.
c. Least squares regression
Program ini menyediakan sejumlah manfaat statistik lainnya untuk mengestimasi titik potong (biaya tetap) dan slope (biaya variabel per unit).
High low method adalah metode yang paling sederhana dan dapat digunakan untuk memperkirakan biaya tetap dan biaya variabel secara cepat tetapi memiliki kelemahan karena hanya mendasarkan pada dua titik saja. Pada umumnya, metode least squares regression digunakan untuk menentukan rumus biaya meskipun metode scattergraph juga dapat memberikan hasil yang bagus. Metode least squares regression bersifat objektif dan berbagai macam statistika dapat secara otomatis diperoleh dengan menggunakan paket program statistika meskipun menggunakan metode least squares regression, data tetap harus diplot untuk mengkonfirmasikan bahwa hubungan tersebut sungguh linear.
Manajer menggunakan susunan biaya berdasarkan perilakunya untuk dasar pembuatan keputusan. Untuk menjawab kebutuhan ini, laporan laba rugi disusun berdasarkan format kontribusi. Format kontribusi mengklasifikasikan biaya dalam laporan laba rugi berdasarkan perilakunya.
Langganan:
Postingan (Atom)